Penerbangan Perdana: Bandara Internasional Kualanamu – Soetta

Bandara Internasional Kualanamu

Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun. -BJ. Habibie

Tanjung Pura, 25 Februari 2020

Terima kasih telah menyempurnakan separuh agama. Membuktikan bahwa cinta tak sekadar kata atau janji manis semata. Namun, sebuah perjalanan bersama meraih rida-Nya.

Terima kasih telah percaya, menggenapkan separuh hati yang telah lama mencari. Mari kita mulai petualangan ini.

Alhamdulillah, rasa syukur tidak terhingga pada Allah, Maha Pemilik Cinta, satu dari mimpi yang selalu dilangitkan lewat doa telah Dia perkenankan. 

Berat langkah meninggalkan rumah tempat menyimpan begitu banyak kenangan. Berpisah dari Mamak dan saudara bukan pekara mudah. Tapi setiap manusia memiliki jalan masing-masing yang telah Allah tetapkan. Sekali lagi, saya tatap pintu rumah sambil menggeret koper dengan rasa setengah tak berdaya. Airmata menggenang. Hati berbisik, semoga bisa kembali.

Begitu banyak doa dilantunkan dari bibir-bibir yang tulus ikhlas. Selamat jalan. Semoga selamat sampai tujuan. Semua doa diaminkan dalam hati.

Hari beranjak Duha. Perlahan mobil mini bus membawa kami meninggalkan kota kelahiran. Menjauhi rumah panggung tempat bermain dan berlari. Kelebat kenangan menemani perjalanan menuju bandar udara terbesar ketiga di Indonesia, Kualanamu. Tidak ketinggalan bayangan masa depan sesekali hadir. Waktu telah memenuhi janjinya, menyembuhkan luka tanpa sisa.

Jam keberangkatan pesawat 14.00. Dari Tanjung Pura ke Kualanamu memakan waktu sekitar 4 jam. Alhamdulillah semua sesuai rencana. Walau ada kendala di jalan, setir bermasalah dan harus singgah ke bengkel, tapi Allah tetap mempermudah segalanya.

Pukul 13.00 check in. Penerbangan mengalami penundaan. Tidak masalah. Saya punya waktu sedikit lagi bersama keluarga. Dan sempat makan siang dengan bekal yang dibawa dari rumah. Untuk terakhir saya makan masakan Mamak. Semoga bisa merasakannya lagi.

Pukul 13.30 adalah saat yang membuat airmata bercucuran. Hahaha. Saya harus berpisah sama Mamak dan keluarga. Menuju ruang tunggu, saya tidak mampu melihat lebih lama wajah Mamak yang sebenarnya dari rumah sudah muram. Khawatir hati semakin berat untuk pergi. Kedua mata ini menatap lurus ke depan. Di depan mentok, terhalang punggung Bapak. 😀

Baca juga: Tempat Makan Paling Memorable

Sambil menunggu, Bapak membeli kopi hangat. Rasanya tidak percaya ada di sini memulai perjalanan bersamamu. Bertahun-tahun lalu, rasa itu bertamu tanpa dipinta. Dan kini telah utuh, sempurna.

Jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. -Tere Liye

Entah pukul berapa tepatnya pesawat take off. Delay hanya sebentar. Akhirnya saya terbang bersamamu melihat awan-awan. Beberapa kali pesawat mengalami turbulensi, tiap kali berguncang dengan ekspresi santai Bapak  mengingatkan saya untuk tetap berdoa dan pasrah.

Setelah 2 jam 20 menit akhirnya burung besi Batik Air landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ya Allah, saya sudah berpindah pulau. Tiba-tiba rindu rumah di tengah temaram senja. Hiks hiks hiks. Mak, anakmu merantau. 

Setengah enam sore, taksi online membawa kami menjauhi bandara menuju kawasan Tomang, Jakarta Barat. Oh! Aku melihat ibu kota di bawah cahaya lampu dengan gedung-gedung tinggi di mana-mana.

-Cilacap, 2020

Iklan