
Perjumpaan ini bukan kebetulan belaka. Ada rencana yang semesta turut serta. Aku harap semua baik-baik saja. Tidak lagi menciptakan pertengkaran yang berujung pada tanya. Lanjutkan membaca “Perjumpaan”
Hidup ini adalah keyakinan dan perjuangan. (Ahmad Syauqi)
Perjumpaan ini bukan kebetulan belaka. Ada rencana yang semesta turut serta. Aku harap semua baik-baik saja. Tidak lagi menciptakan pertengkaran yang berujung pada tanya. Lanjutkan membaca “Perjumpaan”
Aku baik.
Aku lebih baik tanpamu. Jujur, ini bohong. Hanya ego, tapi ini satu-satunya cara agar luka tidak kembali menganga. Sudah waktunya menemukan jalan berbeda. Bukankah tujuan tak lagi seirama? Jangan memaksa jika tak ingin kecewa.
Lanjutkan membaca “Maaf”Bukan menyerah, tapi untuk rasa sakit ini harus bertemu kata sudah. Nyatanya melupakanmu begitu payah. Syukur, waktu perlahan berpihak pada tujuan berarah. Aku mulai terbiasa tanpamu. Hm. Sungguh! Ini menyiksa. Mau bagaimana lagi?
Lanjutkan membaca “Kenapa Kembali?”Merari Siregar adalah sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Lahir di Sipirok, Sumatra Utara, 13 Juli 1896 dan wafat di Kalianget, Madura, Jawa Timur, 23 April 1941. Merari pernah bersekolah di Kweekschool Oost en West di Gunung Sahari, Jakarta. Novel βAzab dan Sengsaraβ adalah roman pertamanya yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1920. Lanjutkan membaca “9 Rekomendasi Novel Klasik yang Bisa Masuk Daftar TBR Kamu”